• Breaking News

    Friday, June 16, 2017

    ISIS pembohong berkedok agama

    Telah banyak berita yang beredar di media sosial, yang menggambarkan bahwa hijrah ke Raqqa, daerah yang diklaim kelompok ISIS sebagai ibu kota negara Islam, dapat merasakan nikmatnya hidup yang sebenarnya sebagai muslim sejati di bawah kekuasaan 'Daulah Islamiyah'.
    Namun ini sebenarnya hanya bohong belaka, kenyataan yang terjadi di daerah tersebut ternyata jauh bertolak belakang.


    Leefa

    Leefa, WNI perempuan 38 tahun yang pindah ke Raqqa, Suriah, menjadi saksi hidup tentang bagaimana kehidupan di tempat tersebut.
    Awalnya Leefa berharap untuk mendapatkan jaminan kesehatan bila pindah ke Raqqa, karena didaerah tersebut menjanjikan semuanya gratis, termasuk uang tiket yang dikeluarkannya untuk pindah ke Raqqa.

    "Saya punya masalah kesehatan. Saya perlu di operasi di bagian leher dan biayanya sangat mahal di Indonesia. Tapi di daerah ISIS semuanya gratis," kata Leefa

    Imbuhnya juga, "Saya datang ke daerah ISIS dengan tujuan menjadi Muslim yang sebenarnya, dan juga demi kesehatan".

    Kemudian ia menghubungi anggota ISIS melalu sosial media di internet, anggota ISIS tersebut mengatakan bahwa akan mengganti uang tiket, dan dikatakanya juga bahwa Leefa bisa menikmati kehidupan di Raqqa.

    Namun ketika tiba di Raqqa, kenyataan tidak sesuai dengan harapannya, operasi yang harus ia jalani tidak gratis dan biayanya mahal. Dan Leefa pun tak bisa menjalani operasi.
    Saksi lainnya adalah Nur, WNI perempuan 19 tahun, ia memutuskan meninggalkan Indonesia sekitar 22 bulan lalu.
    Nur mengatakan bahwa ia pindah ke Suriah setelah melihat foto dan video di media sosial yang di unggah ISIS ke internet tentang negara Islam atau Daulah Islamiyah, kemudian dia memutuskan pindah ke Raqqa bersama 15 WNI lainnya.

    "Semua bohong, ketika kami memasuki wilayah ISIS, dan masuk ke negara mereka, yang kami lihat sangat berbeda dengan apa yang mereka katakan di internet," kata Nur

    Nur juga mengatakan, "Ayah dan saudara laki-laki saya dimasukkan penjara."

    Ayah dan saudara laki-lakinya di minta menjadi milisi ISIS, padahal awalnya mereka dijanjikan akan mendapatkan pekerjaan dengan gaji tetap.
    Tapi pada kenyataannya mereka malah dipenjara karena menolak menjadi milisi ISIS.

    Nur sendiri dikejar-kejar milisi ISIS yang ingin menjadikan Nur sebagai istrinya.

    "Banyak milisi ISIS yang duda, mereka menikah hanya dua bulan atau dua pekan saja. Banyak laki-laki datang ke rumah dan mengatakan ke ayah saya, saya ingin anakmu," ungkap Nur.

    Dengan kekecewaan dia juga menceritakan bagaimana saudara laki-lakinya sering mendapat pertanyaan, apakah saudara perempuannya bisa di jadikan istri.

    "Yang mereka bicarakan hanya soal perempuan," lanjut Nur

    Akhirnya, bersama ribuan orang lainnya, Nur meninggalkan Raqqa yang kini menjadi tempat pertempuran antara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh Amerika Serikat melawan pasukan ISIS.

    Adapula saat pasukan Anti ISIS memasuki Raqqa, mereka mendapati, Delapan perempuan, lima laki-laki dan tiga anak-anak menyerahkan diri.
    Kantor berita Kurdi di Suriah melaporkan kejadian ini melalui BBC Monitoring.
    Salah satu dari yang menyerahkan diri tersebut adalah Nora Jako.

    Nora memasuki Raqqa melalui Turki disaat kekhalifahan Islam di umumkan di Raqqa.
    Dan Nora kini mengalami rasa takut berkepanjangan dengan apa yang ia saksikan di Raqqa, yang ia lihat di Raqqa, tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya.

    "Kami datang kesini demi Islam, namun ketika kami berada disini, yang kami saksikan adalah pemenggalan, penyiksaan dan perampokan," kata Nora.

    Nora juga mengatakan, puluhan keluarga pendatang ingin meninggalkan kekuasaan ISIS, karena apa yang mereka lihat tidak sesuai harapan, ia sudah sejak lama ingin meninggalkan Raqqa, dan begitu kekuatan Anti ISIS masuk ke Raqqa, ia dan beberapa warga WNI lain langsung menyerahkan diri.

    Orang-orang hampir semuanya kecewa dengan kenyataan di Raqqa, dibandingkan dengan apa yang mereka lihat di sosial media dan internet.

    Fayruz Khalil, pejabat di kamp di Ain Issa mengatakan, "yang saya tahu, mereka ini ditipu".

    "Mereka mendapati gambaran yang disampaikan ISIS ternyata bohong, selama 10 bulan terakhir mereka mencoba pindah, tapi bisa berhasil dalam beberapa hari ini," tutur Khalil

    Pemerintah Indonesia mendata, ada sekita 500-600 WNI ada di Suriah saat ini dan ada sekitar 500 orang lagi mencoba masuk, tapi dideportasi sebelum tiba di kawasan yang dikuasai ISIS.

    (13/13)

    sumber:

    No comments:

    Post a Comment

    Fashion

    Beauty

    Culture