• Breaking News

    Tuesday, June 27, 2017

    Khotbah Kontroversial Di Tolak

    Khotbah Kontroversial Di Tolak

    Rohmad Santosa (47) warga Bejiharjo datang bersama empat orang anggota keluarganya untuk mengikuti salat Idul Fitri di alun-alun Wonosari, mereka datang ke tempat tersebut karena dinilai dekat dengan rumah mereka, jarak alun-alun tersebut kerumah mereka kurang dari 500 meter.
    "Saya bersama lima orang anggota keluarga. Tiga laki-laki dan dua perempuan," kata Rohmad.

    Rohmad menceritakan peristiwa yang terjadi di alun-alun Gunungkidul, Yogyakarta, saat khotbah banyak jamaah yang membubarkan diri karena dinilai materi khotbah yang tidak pada tempatnya.

    "Banyak yang langsung bubar, keluar lapangan. Saya bersama keluarga langsung ke pinggir ke arah kantor kabupaten. Ternyata banyak juga yang meninggalkan alun-alun." ungkap Rohmad.

    Saat awalnya masih banyak jamaah yang terus mendengarkan khotbah, tapi sekitar 10 menit kemudian banyak jamaah yang meninggalkan alun-alun, banyak warga sekitar yang dalam perjalanan pulang membicarakan materi khotbah yang disampaikan tidak pada tempatnya.

    "Banyak tetangga sehabis salat Idul Fitri, saat pulang yang membicarakan isi Khotbah yang tidak pada tempatnya. Sampai rumah ya banyak yang ngomongkan soal itu," tambah Rohmad.

    Materi khotbah salat Idul Fitri di Alun-alun Gunungkidul, DIY menjadi perbincangan banyak orang, karena Khatib Ichsan Nuriansah Bajuri yang membawa khotbah tersebut sempat menyinggung kasus penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam materi ceramahnya.

    Ketua Perayaan Hari Besar Islam (PHBI) Wonosari Gunungkidul, iskanto menyayangkan materi khotbah Ichsan, Menurutnya apa yang disampaikan dalam materi khotbah Ichsan faktual, tapi tidak layak di sampaikan ke masyarakat secara terbuka.

    "Ya kalau buat konsumsi umum kurang pas lah," kata Iskanto, Selasa (27/6)

    Seharusnya materi khotbah khatib tidak mengandung isu-isu politik, apalagi isu tersebut dapat memecah belah masyarakat, dan juga seharusnya lagi, seorang khatib dapat memilah materi apa yang pantas disampaikan ke masyarakat, agar khotbahnya tidak menimbulkan polemik.

    "Tapi memang isi materinya faktual," tambahnya

    Iskanto juga mengatakan bahwa memang penunjukan Ichsan sebagai khatib di alun-laun Gunungkidul tidak melalui proses seleksi, hanya asal tunjuk, dikarenakan Ichsan dinilai pantas sebab Ichsan dipandang sebagai orang berilmu dan juga disebut-sebut aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan di Yogyakarta, serta mengajar di salah satu kampus swasta di Yogyakarta,

    "Ya kami tidak menyangka isi khotbahnya seperti itu,"

    "Kalau pertimbangan kami memilih khatib karena dia memang sudah biasa menyampaikan khotbah. Tapi kalau dia menyampaikan khotbah seperti itu bukan jangkauan kami selaku PHBI. Tapi karena dia sendiri menyampaikan materi seperti itu," tambah Iskanto.

    Bupati Gunungkidul, Badingah, juga menghadiri khotbah yang kontroversial tersebut, dia juga sangat menyayangkan khotbah tersebut harus bermaterikan politik.
    Dia juga mengaku kecewa setelah mendengar ceramah yang disampaikan Ichsan.

    "Tidak menyangka setelah mendengar ceramah buat berdiri saja sulit," kata Bupati Gunungkidul tersebut.

    Kini kementrian Agama (Kemenag) Kabupate Gunungkidul, Yogyakarta, berencana akan memanggil Panitia Perayaan Hari Besar Islam terkait khotbah salah Id, yang menyinggung kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

    "Akan kami klarifikasi. Ya akan kam evaluasi, makanya langkah pertama kami panggil panitia buat klarifikasi," kata Mukhotib, Pelaksana Tugas Kepala Kemenag Gunungkidul, Selasa (27/6)

    Kemenag mengatakan pihaknya telah menghimbau para khatib, agar tidak menyampaikan isi ceramah yang provokatif.

    "Arahan yang kami sampaikan agar khotbah yang disampaikan tidak berisi ujaran kebencian," papar Mukhotib.

    Plt Dirjen Binmas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin juga mengatakan bahwa meminta para khatib tak menyinggung politik dalam khotbah.

    "Tidak usahlah khatib-khatib itu masuk ke wilayah-wilayah seperti itu, ngga usah masuk ke wilayah politik, tidak usah masuk ke wilayah hal-hal yang sifatnya menciptakan suasana yang tidak teduh, tidak nyaman," kata Kamaruddin, selasa (27/6)

    Menurutnya hal itu justru bisa menimbulkan suasana tidak nyaman di masyarakat, apalagi hal ini disampaikan dalam suasana lebaran.

    "Itu tidak produktif, ya. Kita kan dalam suasana lebaran. Seharusnya semua bersinergi untuk menciptakan suasana yang teduh yang damai, yang kondusif. Tidak usah mentrigger atau menyebabkan suasana menjadi tidak nyaman, jadi tidak teduh," ujar Kamaruddin.

    Ia pun menghimbau untuk kembali ke subtansi khotbah yang mendamaikan dan meneduhkan. Meski begitu Kemenag tak punya kewenangan memberikan teguran karena yang bersangkutan bukan pegawai.

    (13/13)

    sumber:

    No comments:

    Post a Comment

    Fashion

    Beauty

    Culture