• Breaking News

    Thursday, June 29, 2017

    Pro Atau Kontrakah Anda Terhadap Film Pendek Ini

    Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto (kedua kanan) bersama Ketua Panitia Police Movie Festival

    Indonesia kini digemparkan dengan film yang menimbulkan pro kontra di masyarakat, sang sutradara sendiri pun tidak menampik adanya pro kontra dari film yang dibuatnya itu.
    "Kau Adalah Aku yang Lain", inilah judul film pendek yang disutradarai oleh Anton Galon.
    Film pendek ini sendiri mendapat juara pertama di lomba Police Movie Festival.

    Wakil Sekjen MUI Amirsyah Tambunan menyayangkan tayangnya film pendek ini, Amarsiyah meminta pihak kepolisian mengklarifikasi terkait beredarnya film ini.

    "Terhadap film pendek tersebut MUI merasa perihatin terhadap kinerja Humas Polri," kata Amirsyah dalam keterangannya, Kamis (29/6)

    Amirsyah juga mengatakan keprihatinannya kepada tim juri yang berlatar belakang seniman seperti Renn Jayusman, Oppy Andaresta yang dinilai kurang profesional. Sebab, tim juri memilih film pendek ini menjadi salah satu film terbaik.

    "Humas Polri kurang memiliki rasa sensitifitas karena menerima dan menguploadnya ke media. Jadi meskipun film tersebut bukan buatan polisi namun disesalkan film tersebut sempat beredar ke publik," katanya.

    Tapi Amirsyah mengapresiasi Jenderal Tito Karnavian yang segera bertindak cepat dengan menarik video tersebut, karena bila tidak dengan segera menarik video tersebut akan menimbulkan pro kontra yang mengarah ke politik.

    Meskipun Amirsyah mengapresiasi Jenderal Tito, dia tetap meminta Humas Polri dan sutradara film pendek tersebut menyampaikan maaf ke publik.

    "Meminta sutradara agar minta maaf kepada publik, karena telah melukai hati umat Islam. Juga Humas Polri agar minta maaf di hari baik ini, Idul Fitri," tuturnya.

    Untuk kedepannya, MUI berharap kepada pihak terkait agar dalam pembuatan film semacam itu melibatkan para pihak seperti Lembaga Sensor Film (LSF), MUI, Muhammadiyah, NU dan lainnya.

    "Sehingga film yang beredar di masyarakat tidak kontra produktif, terhadap visi dan misi institusi Kepolisian RI dalam melindungi, mengayomi masyarakat," tegas Amirsyah.

    Anto Galo sendiri sebagai sutradara film pendek tersebut mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang bisa menerima pesan yang disampaikan lewat film tersebut.
    Namun, dia mengerti bila ada pihak-pihak yang tidak terpuaskan.

    "Saya mengerti mungkin ada pihak-pihak yang kurang bisa terpuaskan, tersentil atau dengan kata lain pesan yang ingin saya sampaikan tidak sampai kepada pihak-pihak tersebut, saya mohon maaf. Sekali lagi saya mohon maaf jika film ini tidak bisa memuaskan semua pihak," kata Anto dalam penjelasannya, Rabu (28/6)

    "Di inbox saya, itu banyak sekali ancaman dan hujatan, bahkan ada yang melaknat dan mengkafirkan saya, seolah mewakili sang pencipta yang memiliki hak," lanjutnya.

    Anto menjelaskan bahwa ia membuat film pendek itu untuk menggambarkan Islam yang lembut dan toleransi sesuai dengan tema yang diangkat panitia "Unity in Diversity".

    "Mengenai salah satu watak yang diperankan si mbah, tokoh dalam film saya itu adalah gambaran dari sifat manusia bahwa di kelompok-kelompok tertentu, tidak hanya Islam, masih ada orang yang kolot seperti itu. Selalu saja ada oknum, digambarkan oleh si mbah seperti itu, tapi kemudian disadarkan oleh warga yang lain dan polisi yang sedang berjaga disitu. Kita adalah pengingat bagi yang lain," kata Anto.

    Pada film pendek ini, terlihat ambulans diberikan jalan dan tidak ada satupun massa pengajian yang menolak ambulans tersebut lewat, dan juga akhirnya si mbah juga sadar dan ikut membantu ambulans itu lewat.

    "Saya ingin menggambarkan bahwa Islam itu toleransi, jadi saya berharap penonton jangan terfokus pada tokoh si mbah, jangan hanya nonton sebagian," ujarnya.

    Anto juga berpendapat bahwa  untuk menciptakan sebuah film harus ada kasus dan penyelesaiannya. Menurutnya penyelesaian kasus dari film ini pada kebahagiaan dari rasa toleransi di akhir cerita.

    "Si mbah adalah contoh oknum Islam yang ngga bener dan warga yang lain adalah contoh Islam yang benar menurut saya, si mbah disini mewakili kata sifat bahwa manusia itu beraneka macam sifatnya. Jagad pewayangan adalah potret dari kita, bahwa manusia itu ada yang bersifat seperti Bima, Arjuna, Duryudana, Rahwana, Rama , Sengkuni dan lain-lain." kata Anto.


    Film Pendek "Kau adalah Aku yang Lain":


    (13/13)

    sumber:
    detik.com ; youtube.com

    No comments:

    Post a Comment

    Fashion

    Beauty

    Culture